Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, saat dihubungi, mengatakan, abu tipis tersebut disebabkan embusan asap setinggi 100 meter yang keluar dari puncak Gunung Merapi. Asap putih kecoklatan tertiup angin ke arah barat.
“Embusan asap terekam dari stasiun closed circuit television (CCTV) di Bronggang, Kali Gendol, dan juga teramati dari pos-pos pengamatan Gunung Merapi (PGM),” jelas Surono.
Embusan didahului dengan gempa embusan yang terekam di Stasiun Pusunglondon dan broadband di Pasarbubar.
“Merapi tetap dalam status Normal,” tegasnya.
Sementara, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Prasetya Budi Laksana, mengatakan, peristiwa tersebut merupakan hal biasa. Sebab, embusan abu merupakan salah satu aktivitas gunung yang masih aktif.
“Sempat hujan abu tipis di daerah Magelang,” tuturnya.
Dikatakannya, untuk Merapi yang saat ini sebaiknya diwaspadai adalah banjir lahar dingin. Sebab, masih ada 24 juta meter kubik material sisa erupsi Merapi 2010 yang berada di hulu Sungai Gendol.
“Perlu adanya pengendalian penambangan agar tidak salah secara teknis,” ucapnya.
Embusan asap sebelumnya terjadi pada Senin, 10 Juni 2013. Hujan abu tipis terjadi di Ngadirojo, Tlogo Lele, Selo, Boyolali.
Sumber: http://jogja.okezone.com/ (Ridho Hidayat/Koran SI/ton)